Untuk menjadi pramuwisata profesional, dibutuhkan modal dasar yang tidak
sedikit. Yang dimaksud modal di sini, bukan sekedar dana saja.
Melainkan segenap potensi yang sepatutnya dimiliki oleh seorang pemandu
wisata. Berikut adalah modal dasar yang harus dimiliki dan dikembangkan
untuk menjadi seorang pemandu wisata profesional.
1. Kesehatan dan kebugaran fisik
Pekerjaan pemandu wisata menuntut jam kerja yang panjang dan stamina
yang kuat, karena pemandu akan sering melakukam presentasi, berjalan
kaki ke kompleks candi, serta melakukan perjalanan panjang dengan
kendaraan. Karena itu, hal yang harus diperhatikan untuk menjaga
kesehatan adalah dengan menjaga pola makan, berolah raga, dan mencari
hiburan yang sehat untuk menyegarkan pikiran.
2. Sikap mental positif
Yang dimaksud dengan sikap mental positif antara lain; sifat selalu
optimis, ulet, pantang menyerah, terbuka, supel, senang bergaul, dan
berupaya memberikan pelayanan yang terbaik. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sikap mental positif sangat dipengaruhi oleh lingkungan seseorang
tumbuh. Baik itu dari keluarga maupun masyarakatnya. Tapi hal itu tidak
menutup kemungkinan bahwa sikap mental positif dapat ditumbuhkan dalam
diri setiap orang.
Caranya yang pertama adalah meniatkan hati untuk melakukan pengembangan
pribadi. Kemudian Anda dapat menentukan langkah-langkah apa saja yang
dapat ditempuh untuk mencapai niat dan tujuan itu. Anda perlu membaca
buku-buku psikologi yang mambahas kiat-kiat pengembangan diri. Jangan
lupa untuk membuat catatan-catatan untuk mengevaluasi dan membuat
perencanaan berikutnya.
Pekerjaan menjadi pemandu wisata membutuhkan kesabaran yang besar.
Memimpin rombongan yang beranggotakan orang-orang asing dengan berbagai
kebudayaan yang berbeda-beda bukan hal yang mudah. Maka dari itu
dibutuhkan mental positif seperti yang disebut di atas supaya Anda tidak
tertekan dan cepat stress dengan pekerjaan ini.
Lagi pula sikap mental tersebut tidak hanya akan berguna jika Anda
menekuni pekerjaan ini. Hampir setiap profesi, bahkan dalam kehidupan
bermasyarakat, selalu dibutuhkan sikap-sikap yang positif agar Anda
dapat menyenangi dan mensyukuri hidup.
3. Minat dalam bahasa asing
Dalam memandu wisatawan asing, sudah menjadi syarat mutlak bagi seorang
pemandu wisata untuk menguasai bahasa internasional. Dalam mempelajari
bahasa asing, bagi mereka yang memiliki minat dan bakat terhadap bahasa
asing yang dipelajari akan memiliki semangat tinggi sehingga mereka
menikmati pembelajaran itu.
Dengan minat dan semangat yang tinggi itu dapat dipastikan mereka dapat
menguasai bahasa tersebut dalam waktu yang relatif singkat. Semakin
sering seseorang berinteraksi dengan orang asing, secara otomatis hal
itu dapat menambah kemampuannya dalam berbicara menggunakan bahasa
tersebut.
Akan menjadi sebuah nilai lebih jika Anda memiliki pengalaman tinggal di
negara assing, terutama negara asal wisatawan. Selain itu, seseorang
yang ingin menjadi pemandu wisata juga harus mempelajari adat istiadat,
cara berpikir, gaya hidup dan kebudayaan mereka. Pengenalan dan
penguasaan ini membuat Anda tidak sepenuhnya merasa asing terhadap
mereka dan akan sangat membantu Anda untuk bergaul dan nyambung dengan
mereka.
4. Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan yang dibutuhkan untuk menjadi pemandu wisata profesional
sebenarnya tidak ada yang baku. Meskipun ada beberapa sekolah baik dari
tingkat menengah maupun perguruan tinggi yang memiliki fokus pariwisata,
namun tidak semua alumninya akan menjadi pemandu wisata yang handal.
Sebenarnya pendidikan dari ilmu apapun bisa dipakai untuk menjalani
profesi ini. Kenyatannya, banyak pramuwisata profesional yang berasal
berbagai disiplin ilmu. Apapun latar belakang pendidikannya, selalu
terbuka kesempatan untuk menjadi seorang pemandu wisata yang handal.
Di beberapa daerah terkadang diselenggarakan pendidikan dan latihan
calon pemandu wisata. Lama pendidikan pun bervariasi dari beberapa bulan
sampai satu tahun. Materi pendidikan meliputi teori dan praktik
lapangan memandu wisata. Teori yang diajarkan meliputi pendalaman bahasa
Inggris, ticketing, sejarah Indonesia terutama yang bersangkutan dengan
tempat-tempat wisata, arkeologi, kesenian Indonesia terutama kesenian
lokal daerah pariwisata, manajemen biro wisata, perhotelan, kerajinan,
teknik memandu wisatawan, dll.
5. Modal finansial
Untuk melakukan pengembangan diri dengan berbagai pendidikan dan
pelatihan tentu saja ada anggaran dana yang perlu disiapkan. Jumlah
biaya ini tidak bisa dirinci secara pasti karena setiap kota memiliki
tarif yang berbeda-beda. Pada intinya pokok-pokok pendidikan yang perlu
dibuatkan anggaran meliputi pendidikan formal paling tidak sampai
jenjang diploma atau strata satu, kursus bahasa asing, pendidikan dan
pelatihan pramuwisata, pengenalan medan, membeli buku, membeli
peralatan, dsb.
http://www.traveloista.com/blogdetail.aspx?nomorblog=73